Kalau kita ditanya Apa Penting Analisa
Fundamental Di Saham? Maka jawabannya tergantung dari
kepribadian orang masing-masing. Karena ada sebagian orang yang menggunakan
analisa fundamental dalam trading di saham. Orang yang menggunakan analisa
fundamental ini biasanya disebut dengan Fundamentalis.
Analisa Fundamental itu meliputi analisa Laporan Keuangan, Analisa
Rasio, Rasio Profitabilitas, Rasio Likuiditas, Rasio Investasi, DLL.
Pada topic kali ini saya
tidak membahas tentang analisa laporan keuangan dan analisa rasio karena saya
anggap para pembaca sudah mahir menganalisa hal tersebut.Yang saya bahas adalah
:
Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas adalah jenis rasio yang menakar seberapa
besar kemampuan sebuah perusahaan mencetak laba. Ini penting sekali karena apa?
Karena dengan membeli saham berarti Anda menyuntikkan dana segar ke perusahaan
tersebut. Akibatnya, modal perusahaan tersebut bertambah. Jika modal bertambah
tetapi kemampuannya mencetak laba tidak meningkat maka pasti ada sesuatu yang
ganjil. Hal ini yang mesti diperhatikan setipa investor.
Rasio profitabilitas bisa diketahui dari dua komponen. Yaitu
rasio imbal atas modal disetor (Return On Equity/ROE) dan rasio imbal hasil atas asset (Return On Asset / ROA)
ROA = Labar bersih / Total asset
= (
37.500 / 120.000 ) x 100%
= 31.25
%
Laba bersih bisa didapat
di laporan rugi laba sedangkan total asset bisa didapat dari neraca. Kemudian
hasil pembagian tersebut kita jadikan dalam bentuk persen dengan cara dikalikan
100%. Kalau angka yang didapat mendekati nilai 100% atau melebihi dari 100% itu
berarti perusahaan tersebut mampu memanfaatkan seluruh assetnya dalam mencapai
keuntungan.
Dengan anda mengetahui
ROA suatu perusahaan, anda dapat menyimbulkan apakah suatu saham perusahaan
tersebut anda layak beli atau tidak. Ini adalah kegunaan dari Rasio
profitabilitas. Berikutnya kita akan membahas Ratio On Equity(ROE). Klik
disini Rasio On Equity(ROE).
Jika jawaban anda
penting kita akan bahas lagi ratio investasi.
Rasio Investasi
Membeli saham adalah
kegiatan investasi. Investasi ini dikatkan berhasil apabila dapat mendatangkan
keuntungan. Untuk mendapatkan keuntungan berarti saham tersebut di beli pada
saat harganya murah. Membeli saham murah dan menjualnya mahal adalah salah satu
keuntungan bermain saham. Namun tidak semua saham yang nilainya kecil selalu
lebih murah. Saham A yang nilainya berada diatas puluhan ribu belum tentu lebih
buruk untuk dilirik daripada saham yang nilainya dibawah sepuluh ribuan. Untuk
menilai murah atau mahal sebuah saham biasanya dipergunakan Analisa Fundamental
yang disebut dengan analisa rasio Price Earning Ratio (PER).
Rumusnya adalah :
PER = Harga Saham / Earning Per Share (EPS)
= 1.000
/ 750
=
1,33 X
Semakin rendah hasil PER
sebuah saham maka semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan.
Sedangkan EPS didapat
dari :
EPS = Laba Bersih / Jumlah
Saham
= 37.500
/ 50
= 750
Perlu diketahui juga
bahwa PER menjadi rendah nilainya bisa karena harga saham cenderung semakin
turun atau karena meningkatnya laba bersih perusahaan. Kita lihat contoh
perkembangan keuangan hasil operasi PT XYZ selama 4 kuartal.
Tahun 2012
|
Kuartal I
|
Kuartal II
|
Kuartal III
|
Kuartal IV
|
Laba bersih (juta)
|
20.000
|
25.000
|
20.000
|
25.000
|
Harga saham/Lembar
|
10.000
|
10.000
|
7.000
|
5.000
|
Jumlah saham(juta)
|
100
|
100
|
100
|
100
|
EPS
|
200
|
250
|
200
|
250
|
PER
|
50
|
40
|
35
|
20
|
Untuk tahun 2012 Kuartal
I, PER = 50. Di kuartal II karena adanya kenaikan laba bersih sebesar 5 milyar
rupiah sedangkan harga saham tetap maka PER turun menjadi 40. Sebaliknya di
kuartal II, laba bersih kembali stabil seperti kuartal I, namun harga saham di
pasar turun menjadi 7.000 di bandingkan Kuartal I yang 10.000 PER-nya pun turun
menjadi 35. Kuartal IV PER = 20 karena terjadi penurunan saham sekaligus
kenaikan laba bersih. Jadi semakin kecil nilai PER semakin murah indikasi
sebuah saham sehingga layak untuk di beli. Nah setelah anda membaca 2 rasio
diatas dari judul artikel Apa Penting Analisa Fundamental Di Saham? Apakah anda masih mau tahu lagi, analisa
apa yang diperlukan dalam melakukan investasi di saham? Selain
rasio-rasio yang telah diterangkan, pada dasarnya masih banyak jenis rasio yang
bisa dihasilkan dari sebuah laporan keuangan. Semua itu tergantung kebutuhan
dan keinginan. Beberapa rasio tersebut seperti :
Asset Turnover Ratio
(ATR)
Asset Turn Ratio disebut juga rasio perputaran asset.
Fungsinya untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan menggunakan
assetnya secara optimal dalam mencetak laba. Rumusnya adalah dengan membagi
total penjualan dengan total asset.
ATR = Total Penjualan / Total Asset
= 200.000
/ 120.000
=
1,67 X
Book Value per Share
(BVS)
Book Value per Share adalah rasio untuk menilai murah tidaknya
sebuah saham dengan saham lainnya. Jika hasil BVS nya lebih kecil berarti saham
tersebut lebih murah. Rumusnya :
BVS = Total Ekuitas / Jumlah Saham
= 70.000 / 50
= 1.400
Price to Book Value (PBV)
Price to Book Value yaitu rasio untuk membandingkan harga
pasar sebuah saham dengan nilai buku (book value) sebenarnya. Semakin kecil
hasilnya maka semakin baik. Asumsinya begini : ada saham yang nilai bukunya
katakanlah 1500 perlembar namum ternyata banyak investor yang bersedia membeli
diatas 1.500. Ini berarti bakal ada keuntungan yang didapatkan dari nilai buku
saham tersebut. Rumusnya :
PBV = Harga Saham / BVS
= 1.000
/ 1.400
= 0,71
X
Operating Profit
per Share (OPS)
Operating Profit per
Share adalah rasio yang
menilai saham dari kemampuan perusahaan tersebut mendatangkan laba dari
kegiatan usahanya. Seperti diterangkan sebelumnya, laba yang paling baik adalah
laba dari operasi perusahaan. Rumusnya :
OPS = Laba Usaha / Jumlah Saham
= 70.000
/ 50
= 1.400
/ lembar saham.
Sekarang anda telah
mengetahui beberapa rasio dan cara perhitungannya bila anda mau investasi di
saham. Maka dari itulah anda dapat menjawab dari pertanyaan Apa Penting Analisa Fundamental Di Saham?